Selasa, 08 Maret 2016

I Will SURVIVE ..



I WILL SURVIVE …

Sudah hampir setahun ga pernah isi blog, sekarang berniat untuk bisa rajin posting walaupun past belum secangih temen-temen blogger lainnya,hehe

     Well.. bingung sebenernya mau sharing apa kali ini. Tapi yang ada dipikiran saat ini adalah bagaimana saya as a house wife and full time mother ngejalanin kehidupan sehari2 di Windhoek, Namibia.

    Sudah setahun lebih saya tinggal di Namibia. Sebenarnya kalau dibilang sibuk ga juga. Walaupun saya ikut aktif dalam kegiatan Dharma Wanita di KBRI, tetap saja nggak sibuk setiap hari. Kesibukannya selain rapat rutin ya kalau pas ada acara2 seperti bazaar dan lain-lain. Ada bulan-bulan tertentu yang bisa hampir setiap hari ga dirumah, pergi pagi pulang sore. Tetapi kalau lagi ga ada kerjaan ya sudah, harus mau dan betah dirumah setiap hari, at least selama suami pergi kerja dan anak sekolah.
Sudah hampir setahun pula saya merasa belum bisa mengatasi yang kalau rasa bosan itu datang. Selalu berpikir andaikan nih kl di Jakarta, kl bosen gini ketemu deh sama temen2. Atau Cuma ke pim lunch date sama sahabat trus pulang lagi. Atau bisa juga diisi dengan dateng ke berbagai event yang diadain sama temen2 designer atau siapa aja yang pas diundang. Beda sama disini. Literally ga ngapa2in ya ga ngapa2in. apalagi kalau seharian sebelumnya kerjaan rumah udah beres semua, so it means the next day nya ya nggak ngapa2in. Hiburannya adalah buka Path atau Intagram buat liat semua update-an temen2 di Jakarta,hehe

    Cuma kepengen let it out a bit aja sebenernya tentang keadaan yang saya rasain skarang. Even not in a second I would regret the decision pergi merantau dari Indonesia ke negeri orang yang jauh skali ini. Karena walaupun bagaimana keadaan enak dan ga enaknya, ini adalah mimpi saya yang one day bisa ikut temenin suami kerja di luar negeri, seperti yang saya lihat dulu waktu mama nemenin ayah kerja di luar.  Dan Alhamdulillah nya dikasih negara yang kota nya bagus, tenang, bebas macet dan orang nya pun baik2. Komunikasi yang ga sulit karna selain bahasa Afrika dan Jerman, disini pun hampir semua penduduknya pakai bahasa Inggris. Ditambah lagi bersyukur bisa sekolahin anak dengan pendidikan yang baik dan bisa bahasa Inggris sedini mungkin.
    I found that hidup merantau itu ga gampang. Apalagi kalau homesick lagi melanda. Bisa seharian cuma pengennya nangis. Belum lagi nih kalau negara atau benua yang ditinggalin seperti saya di Afrika, yang kalau mau pulang ya harus mikir biaya tiket nya yang sangat2 ga murah. Intinya ga bisa trus pulang gitu aja kalau lagi kangen banget sama keluarga dan temen2. Tapi Alhamdulillah ga setiap hari rasa itu datang. Masih banyak hal2 lain yang bisa disyukuri dan dinikmati dengan tinggal di negara yang semuanya sangat jauh berbeda dengan kampung halaman.

      And here I’d like to share some tips for those housewife or full time mother just like me, who maybe have plan to stay abroad alias merantau nemenin suami kayak saya .
1.      
1.           Sebelum berangkat, mulai sering-sering browsing tentang negara tujuannya. Dari situ kita akan punya  bayangan akan seperti apa tempat kita tinggal nanti dan ga bikin kaget. Apalagi kalau tujuannya negara2 yang bukan termasuk negara2 populer atau negara2 yang menjadi holiday destination.
2.           
          Dulu saya sebelum berangkat, berusaha mencari orang Indonesia yang sudah lama tinggal disini, trus melalui social media saya kenalan, setelah itu akan enak untuk nanya2 apa aja yang saya mau tau, apa yang harus dipersiapkan menjelang keberangkatan, sampai seperti apa sih negara / kota yang mau kita datengin. Keutungannya juga adalah kita jadi merasa udah punya temen begitu sampai di tempat baru.
3.  
            Homesick. Itu udah pasti. Wajar dan ga bisa dihindarin. Apalagi kalau yang punya hubungan sangat dekat dengan keluarga (seperti saya yang sangat dekat dengan mama), ataupun sahabat-sahabat. Dirasain aja sedih nya, don’t try to be denial. Tetapi setelah itu harus trus berpikir “saya harus ngapain ya???” do something! Even Cuma belanja ke supermarket pun simply will make yourself  feel better. Ajak suami sama anak keluar rumah. Jalan2 atau sekedar makan diluar. Dan jangan juga segen sampein ke pasangan/suami kalau kita dirumah lagi merasa jenuh atau homesick. Then it will be a clue for him to do something for us,hehe.
4.       
                  Selalu berusaha cari kesibukan. Apa aja yang asalkan kita ga diem aja dirumah. Kalau pun dirumah pun, berusaha ngelakuin apa aja for killing time. Selain sibuk di organisasi yang misalnya memang sudah otomatis terlibat (kayak saya ikut Dharma Wanita), kalau memang tinggal di negara yang bisa untuk kerja part time, itu bisa dijadiin pilihan (sayangnya di negara saya tinggal kesemapatan untuk part time susah) .
     Kalau memang lagi dirumah aja, coba2 masak di dapur, liat resep2 baru atau bikin kue. Itu juga bisa menghibur hati kalau lagi datang bosennya. Oia, bisa masak itu perlu banget!! Karena ga bisa beli masakan Indonesia disini, saya jadi rajin coba2 masak untuk makan sehari-hari. Alhamdulillah setahun disini udah bisa masak menu lebaran,hehe..

Well.. that’s all for now.. semoga setelah ini ga absen2 lagi posting di blog nyaaa… semoga bermanfaat yaaa


I know I’m not perfect. I have flaws here and there. But even in the darkest time, I try to see the brighter side so the dark won’t kill me . Until this second, I never regret the decision my husband and I have made to fly away thousand miles from home and stay for such a long time. I know this is the best for us and yes we are still learning to make our lives to be in a better place.

Salam..


Riri Rizni Beslit
(March 08  2016)