Sabtu, 22 November 2014

HELLO NAMIBIA

Be careful of what you wish for. Ternyata kata kata itu bener banget. Saya mau cerita sedikit soal bagaimana proses suami bisa akhirnya kerja sampai ke Nambia, Afrika. Awalnya kita berdua punya mimpi yang sama. Suami yang pengen bgt kerja di luar negeri dan saya yang ingin pula tinggal di luar ikut suami, seperti melihat orang tua saya yang memang kerja nya pindah2 negara.

 Suami semakin bertekad utk cari cara kerja di luar setelah dia merasa semakin ga kerasan kerja di kantor nya yg lama. Singkat cerita, dapet lah cara untuk melamar sebagai pegawai setempat/local staff di kedutaan Indonesia di luar negeri. Seleksi pertama sekitar tahun 2013 gagal. Dia cm sampai tahap tes tertulis tapi ga lanjut ke interview. Lalu coba lagi ke yang tes kedua dan sampe dutahap interview. Suami cerita di tahap itu sudah sampai ditanya2 soal keluarga, minat di negara mana dll. Tunggu pengumuman sekitar seminggu lagi. Dan sedihnya ditunggu sampai seminggu lebih ga ada kabar. Mungkin ga lolos lagi. Sedih bgt. Tugas saya waktu itu buat suami semangat lagi, senyum lagi di masa2 dia yg bener2 dibawah karna sebenernya dia yakin kl interview nya berjalan lancar.

 About 8 months later. Tiba2 inget bgt hari rabu, suami bilang suruh cek email dia. Dan Masya Allah.. Saya baca itu adalah email untuk wawancara penempatan bagi calon local staff yg telah lulus seleksi. Ternyata kenapa lama bgt baru penempatan karena saat itu blm ada permintaan dari perwakilan di negara luar utk posisi local staff nya. Padahal selama nunggu itu suami sempet kirim cv lagi, yg saat itu dia janji ini yang terakhir kalinya. Akhirnya sampai lah dia di wawancara dan dikasih tau kalau suami akan di tempatkan di benua Africa, Namibia, dengan segala faktor yg jadi bahan pertimbangan terutama keinginan suami yg mau bawa istri dan anaknya. Saat dikasihh tau negara nya, saya langsung teriak "NO WAAAYYY" hahaha.. Ga kebayang tinggal di Africa. Selama ini saya berdoa kalau sampai ditempatkan jangan sampai di Africa.. Mau nya negara yg keren2 ajaa,hehe..

Dan setelah dipikirin selama 1 minggu, diskusi dengan keluarga besar semua, akhirnya suami menyetujui penempatannya. Proses nya serba kilat. Hanya sekitar 2 bulan dari interview terakhir, berangkat lah suami ke Benua Africa dan meninggalkan saya dan Smilla untuk beberapa bulan. Bahagia tapi sedih nya jangan ditanya. 2 hari saya gak berhenti nangis, anak pun langsung demam tinggi cari papa nya. Lama saya, Smilla bahkan suami disana bisa beradaptasi dengan keadaan terpisah begini. Ssssttt suami pun sempet nangis disana waktu kita skype bertigaaan,hehehe..

 Sekarang sudah 5 bulan suami bertugas di Nambia. InsyaAllah setelah mundur dr jadwal keberangkatan awal, yang seharusnya bulan Desember mundur jadi Januari, saya dan Smilla akan terbang ke benua Africa. Kalau Allah mengijinkan, sesuai rencana kita akan tinggal minimal 2 tahun, maksimal Allahuwalam :) ..

 Oiya, sedikit info untuk yang berminat melamar menjadi pegawai setempat/local staff di KBRI di luar negeri, coba aja kirim lamaran ke kantor Kemenlu di daerah Pejambon, Jakarta (alamatnya search di google yaa), lamaran dalam bahasa Inggris, diantar langsung ke lantai 5 Biro Kepegawaian. Terutama yang masih single, dan berani untuk punya pengalaman baru , i bet this job position is worth to try. At least for those of you who are thinking about saving lots of money in few years (oops, I mean Dollar) 😄 while u still single. Tapi jelas ga ketutup kemungkinan untuk yang sdh berkeluarga. At least, dicoba aja dl siapa tau lolos dan dapet negara yang emang disukai dan aman untuk ditinggalin. Kalau nanti ada yang berjodoh ke Namibia, di KBRI Windhoek, kita ketemu disana yaaaaa...